Langsung ke konten utama

Ini Kisah Perjalanan Pulang Kampung-Ku


Perjalanan itu adalah sesuatu yang menyenangkan meskipun sangat melelahkan. Pulang kampung beberapa waktu lalu tepat liburan puasa penuh perjuangan. menempuh perjalanan darat dari Semarang menuju Surabaya selama 8 jam kemudian dari Bandara Udara Interanasional Juanda menuju Bandara Udara International Hasanuddin selama 2 jam dan harus menunggu lama dengan bagasi dan jemputan yang kira-kira 1 jam lebih, benar-benar perjalanan yang melalahkan menguras tenaga dan harus menunda waktu tidur. Setelah sampai di Makassar salah naik angkot saat ingin ke kosan teman sehingga berputar-putar di sekitar kota sampai hampir 2 jam. ahhh beanar-benar perjalanan.


Setelah itu dengan penuh perjuangan harus melanjutkan perjalanan menuju ke kota tujuan Baubau melalui pelabuhan kapal PELNI yang harus berdesak-desakkan dan ternyata kapal yang ingin di tumpangi belum datang, molor dari jam yang ditentukan sehingga harus bermalam di ruang tunggu sampai pukul 4 pagi hari dan semalaman tak bisa tidur. Kalau ingin menyaksikan kerasnya kehidupan segera ke pelabuhan saja, pikirku saat itu. begitu miris ketika anak kecil, bayi dan ibunya, buruh, dan ribuan orang harus berdesak-desakan dan berlomba masuk kapal, semua orang tampak menyelamatkan dirinya masing-masing tak perduli orang disamping, depan dan belakangnya yang ia tabrak karena terburu-buru masuk kapal, ketika buruh yang saling berebut dengan tas  penumpang untuk mendapatkan sepeser uang di pagi buta.Tanggal 5 Juli malam yang sungguh berkesan harus mengantri dan berdesak-desakan dengan ribuan penumpang kapal KM Tidar untuk pemeriksaan tiket dan pemberian cap pada telapak tangan, sesudah itu masuk ke ruang tunggu dan menunggu hampir sekitar 1 jam untuk bisa memasuki kapal. Setelah masuk kapal, kami yang mengambil tiket ekonomi tak dapat tempat sehingga harus menukar tiket kami dengan tiket kelas III dan harus menunggu lagi sampai 2 jam di loket informasi untuk menukarkan tiket dan mendapatkan kunci kamar. Baru setelah jam 7 pagi kapal meninggalkan pelabuhan Makassar yang seharusnya jam 10 malam sudah harus berangkat.

Sangat melelahkan memang, tapi perjuangan pulang kampung tak sampai disitu, setelah sehari penuh tak tidur aku sempatkan tidur dalam kapal selama perjalanan 15 jam, selain ngantuk berat aku juga pusing sehingga waktu 15 jam kugunakan untuk tidur dan tak keluar kamar, padahal biasanya ketika berangkat dengan kapal aku selalu menikmati pemandangan laut yang begitu tenang di deck teratas kapal sambil menikmati dolphin yang hilir mudik berenang dengan sangat lucu mengikuti arus kapal, melihat kapal melewati berbagai pulau menyebrangi samudera dan itu adalah pemandangan yang mengagumkan menurutku berbeda ketika berangkat dengan menggunakan pesawat terbang hanya awan putih yang dilihat dan hanya ketika akan take off dan lending saja kita bisa melihat pemandangan sekitar kota. Tapi jika di hitung-hitung dan dibanding-bandingkan, yah memang pulang kampung dengan memanfaatkan jasa pesawat terbang paling banyak untungnya. Yang paling utama tidak berdesak-desakan, hemat waktu perjalanan, tidak terlalu lelah karena hanya hitungan menit dan jam sudah sampai ke kota tujuan.

Setelah 15 jam perjalanan akhirnya kapal KM Tidar merapat di pelabuhan Murhum kota Baubau jam 21.30 malam waktu Indonesia tengah dan kami baru bisa keluar kapal pada sekitar pukul 23.00. pelabuhan tampak begitu sangat ramai dibanjiri penumpang yang kebanyakan penumpang mudik. Ditengah kota tampak begitu sunyi hanya lampu-lampu kota yang menemani sehingga kota tetap terang. Kami pun harus berpikir dimana akan menginap meskipun banyak keluarga kami di kota ini tapi kami harus berpikir untuk datang tengah malam dan harus membangunkan si penghuni rumah apakah itu tidak sopan ? dan akhirnya kami harus mencari losmen untuk penginapan sementara agar besok bisa melanjutkan lagi perjalanan kami sampai rumah. Kami hanya membayar Rp 70 ribu untuk penginapan satu malam, yah hitung-hitung lebih murah jika dibandingkan dengan biaya hotel 300 ribu permalam.

Besok paginya tanggal 7 juli, kami kembali melanjutkan perjalanan ke rumah kami di kabupaten Buton yang menempuh perjalanan darat sekitar 1 jam. Tetapi sebelum melanjutkan perjalanan kami sempatkan untuk mencicipi Coto Makassar yang sudah lama saya rindukan karena ketika di Semarang sangat susah untuk mendapatkan makanan ini, adapun dapat tetapi rasanya sangat berbeda, harganya sangat mahal dan porsinya sangat sedikit. setelah selesai kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor, aku memang suka menumpangi sepeda motor dibandingkan mobil ketika menempuh perjalanan dari kota kelahiranku Baubau ko kota tempat tinggalku di Buton karena aku tak ingin menyiaka-nyiakan pemandangan indah dan udara pagi yang sejuk, jika menggunakan sepeda motor aku bisa dengan bebas menikmati semua surga alam itu, jika dengan mobil akan terhalang denga kaca mobil. Aku bisa menikmati kembali perjalanan yang kurindukan melewati hutan jati, pinus, melihat bukit Teletubbies, mengitari jalan yang berkelok-kelok, melewati sungai, melihat gunung dan lembah. Pemandangan yang selalu tampak menakjubkan bagiku.

Ada yang berbeda dari jalanan  kampungku kali ini, jalannya sudah sangat mulus tak tampak lagi lubang-lubang pada jalanan yang tahun kemarin masih sangat banyak dan tentunya menyiksa badan karena harus terbanting-banting diatas kendaraan. dan ruginya perjalanan panjangku kali ini tak kusempatkan mengambil gambar satu kalipun, sehingga aku tak punya dokumentasi gambar.

Dan akhirnya setelah menempuh perjalanan udara, laut, dan darat selama 3 hari, dan hari ini perjalanan darat yang dtempuh selama kurang dari satu jam, menuntaskan perjalanan mudikku dan kami tiba dirumah pada pukul 10.00 tanggal 7 Juli 2013.

Perjalanan itu sungguh terasa menyenangkan, meskipun bagi seorang yang mabuk kendaraan sepertiku. karena perjalanan memperlihatkan kita banyak hal baru.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati Wisata Sungai Barito dan Pulau Kembang Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Moment yang paling ditunggu-tunggu oleh semua peserta Deklarasi Tim Kesehatan Nasional ILMIKI adalah  city tour. Setelah 3 hari penuh diisi dengan seminar, diskusi terbuka dan pembahasan kurikulum serta AD dan ART akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu datang juga. panitia memilih kunjungan pada city tour  kali ini dengan mengunjungi pulau kembang. Sebenarnya banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi di kota yang di juluki Kota Seribu Sungai itu, salah satunya pasar terapung tapi waktu tak memungkinkan untuk ke pasar terapung karena hari sudah siang sedangkan pasar terapung dimulai sebelum shalat subuh sampai pukul enam pagi dan karena tidak memugnkinkan pilihan pun akhirnya jatuh ke pulau kembang. Awalnya aku berpikir pulau kembang adalah pulau yang seperti namanya yaitu pulau yang punya banyak bunga-bungaan atau tumbuh-tumbuhan indah tapi ternyata jauh panggan dari arangnya, pulau kembang adalah pulau wisata yang didalamnya berisi monyet yang entahlah jumlahnya berapa bany